Dewa Kematian
Ingin tau dewa-dewa kematian?
Anubis dalam kepercayaan Mesir Kuna dianggap sebagai dewa kematian dengan wujud kepala anjing dan badan manusia. Anubis adalah nama Mesir [2] untuk dewa berkepala anjing yang berhubungan dengan mumi dan kehidupan setelah kematian pada mitologi Mesir. Pada bahasa Mesir Kuna, Anubis dikenal sebagai Inpu, (dibaca Anupu, Ienpw, dll.)[3]. Penemuan yang tertua menyebut Anubis pada teks piramid kerajaan tertua, di sana ia dihubungan dengan kekerasan seorang raja[4] pada saat itu.
Dalam bahasa Ugarit, Mot 'Kematian' (dieja mt) adalah personifikasi dan dewa kematian. Kata ini bersanak dengan bentuk lainnya yang bermakna 'kematian' dalam berbagai bahasa Semit dan bahasa Afrika-Asia: dengan bahasa Arab موت mawt; dengan bahasa Ibrani מות (mot atau mavet; Ibrani kuno moth atau maweth); dengan bahasa Malta mewt; dengan bahasa Suryani mautā; dengan bahasa Ge'ez mot; dengan bahasa Kanaan, bahasa Aram Mesir, bahasa Nabath, dan bahasa Palmyra מות (mwt); dengan bahasa Aram Yahudi, bahasa Aram Palestina Kristen, dan bahasa Samaria מותא (mwt’); dengan bahasa Mandean muta; dengan bahasa Akkadia mūtu; dengan bahasa Hausa mutuwa; dan dengan bahasa Angas mut.
Mot 'Kematian', putra 'El, berdasarkan instruksi yang diberikan oleh dewa Hadad (Ba‘al) kepada pembawa pesannya, tinggal di kota bernama hmry ('Mirey'), satu lubang adalah tahtanya, dan Kekotoran adalah warisannya.
Dalam Mitologi Nordik, Odin adalah pemimpin para Dewa. Namanya konon berasal dari kata “óðr” (baca: Odhr), yang berarti “perangsang”, “kemarahan”, dan “puisi”. Sebagai pemimpin para Dewa, ia memiliki banyak peran: Dewa kebijaksanaan, Dewa perang, Dewa pertempuran, dan Dewa kematian.
Osiris ialah dewa maut Mesir Kuno, dalam beberapa literatur mesir kuno, ia disebut juga dengan: Asar, Asari, Aser, Ausar, Ausir, Wesir, Usir, Usire or Ausare. Kerajaannya terdapat di barat, ia menghakimi jiwa manusia menurut pahala yang mereka kumpulkan[1] Secara tradisional ia ditampilkan berkulit hijau dengan mengenakan janggut firaun, sebagian tubuhnya dibalut seperti mumi, mengenakan mahkota yang unik dengan dua bulu burung unta di kedua sisinya, memegang atribut kait dan cambuk.
Osiris adalah putra sulung dewa bumi Geb,[2] dan dewi langit Nut, sekaligus saudara kembar dan suami Isis, sementara Horus dianggap putranya yang didapatkannya setelah ia meninggal.[2] Ia juga dikaitkan dengan epitet Khenti-Amentiu, yang berarti "Orang yang paling Barat" — merujuk kepada perannya sebagai penguasa tanah orang mati yang terletak di sebelah barat.[3] Sebagai penguasa kematian, Osiris kadang disebut "raja orang hidup", karena orang Mesir kuno percaya bahwa orang meninggal yang terberkati disebut "ia yang hidup".[4]
Osiris pertama kali disebut pada masa Dinasti kelima Mesir, meskipun sangat mungkin ia telah dipuja lebih awal;[5] julukan Khenti-Amentiu berasal sedikitnya dari masa dinasti pertama, juga sebagai gelar firaun. Kebanyakan data mengenai mitos Osiris berasal dari Naskah Piramida yang berasal dari kurun akhir dinasti ke-5. Kemudian pada masa kerajaan baru kisahnya disebutkan dalam dokumen Prasasti Shabka dan Persaingan Horus dan Seth, dan pada zaman yang sangat kemudian, kisahnya dikisahkan secara naratif oleh pujangga Yunani, termasuk Plutarch[6] dan Diodorus Siculus.[7]
Osiris bukan hanya hakim yang pengasih dan pengampun di alam baka, tetapi juga sebagai agen alam baka yang memberikan kehidupan di dunia nyata, termasuk tumbuhnya tunas tanaman dan banjir tahunan sungai Nil yang memberikan kesuburan dan kehidupan kepada Mesir. Ia digambarkan sebagai "Tuan yang penuh cinta",[8] " Ia yang senantiasa terlihat muda belia"[9] dan "Tuan yang diam".[10] Para firaun peguasa Mesir mengaitkan Osiris dengan kematian — karena Osiris berhasil bangkit dari kematian, maka mereka pun berharap yang sama, bersatu secara spiritual dengannya, mewarisi kehidupan abadi melalui proses peniruan magis. Pada masa Kerajaan Baru semua orang, bukan hanya firaun, percaya pada saat kematian mereka dapat mengasosiasikan diri dengan Osiris jika mereka mampu melakukan ritual asimilasi; proses pembalseman, mumifikasi, bekal kubur, pemakaman dan lain-lain yang banyak menghabiskan biaya.[11]
Melalui harapan akan terciptanya kehidupan baru setelah kematian, Osiris dikaitkan dengan siklus kehidupan di alam, terutama daur hidup panen tumbuhan dan banjir tahunan sungai Nil, serta dikaitkan dengan rasi Orion dan Sirius pada permulaan pergantian tahun.[9] Osiris secara meluas dipuja sebagai Dewa Kematian hingga berakhir pada masa penindasan atas Agama Mesir Kuno pada era kekuasaan Kristen Koptik di Mesir.[12][13]
5. Thanatos
Thanatos (Bahasa Yunani: Θάνατος) adalah dewa kematian dalam mitologi Yunani. Dia membawa kematian yang tenang dan damai, berkebalikan dengan salah satu saudaranya, Ker, pembawa kematian yang menyakitkan. Thanatos adalah anak dari Niks dan Erebos dan memiliki saudara kembar Hipnos. Saudaranya yang lain yaitu: Geras (dewa masa tua), Oizis (dewa penderitaan), Moros (dewa ajal), Apate (dewi penipuan), Momos (dewa ejekan), Eris (dewi perselisihan), Nemesis (dewi pembalasan) dan Kharon. Thanatos sering digambarkan sebagai pria tua bersayap.
6. Wepwawet
Dalam mitologi Mesir akhir, Wepwawet (hieroglif WP-W3WT; juga Upuaut, Wep-wawet, Wepawet, dan Ophois) adalah dewa perang, yang pusat pemujaannya ada di Asyuth di Mesir Hulu (Lycopolis saat periode Yunani-Romawi). Namanya berarti, pembuka jalan. Sebagian beranggapan bahwa Wepwawet tampak sebagai pengintai, yang keluar untuk membersihkan jalur tentaranya agar berjalan lancar.[1] Sebuah prasasti dari Sinai menjelaskan bahwa Wepwawet "membukan jalan" atas kemenangan raja Sekhemkhet.[2]
7. Yama (Hindu)
Yama (Sanskerta: यम; Yama) adalah dewa akhirat dalam agama Hindu. Menurut kepercayaan umat Hindu, dialah dewa yang pertama kali dijumpai oleh roh orang mati saat berangkat menuju wilayah surgawi, sehingga dia juga bergelar dewa kematian. Tugasnya yang utama adalah mengadili roh orang mati, dengan didampingi oleh asistennya yang disebut Citragupta, pencatat karma manusia. Karena keadilannya, ia disebut pula Dharmaraja.
Yama memiliki wahana berupa seekor kerbau betina. Ia bersenjata gada atau danda dan membawa jerat. Dia memiliki dua anjing mengerikan bermata empat yang bertugas menjaga jalan yang dilewati roh orang mati menuju alam Yama.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Dewa_kematian
1. Anubis
Dewa Anubis digambarkan berkepala ajag (anjing gurun) | ||||||
Protector of the dead and embalming [1] | ||||||
Nama dalam hiroglif | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Pusat pemujaan | Asyut, Cynopolis | |||||
Simbol | Imiut, cambuk | |||||
Orangtua | Ra (mitos awal) Nephthys dan Set, atau Osiris (dalam catatan lain) (kemudian) | |||||
Saudara | Horus (dalam beberapa catatan) |
Anubis dalam kepercayaan Mesir Kuna dianggap sebagai dewa kematian dengan wujud kepala anjing dan badan manusia. Anubis adalah nama Mesir [2] untuk dewa berkepala anjing yang berhubungan dengan mumi dan kehidupan setelah kematian pada mitologi Mesir. Pada bahasa Mesir Kuna, Anubis dikenal sebagai Inpu, (dibaca Anupu, Ienpw, dll.)[3]. Penemuan yang tertua menyebut Anubis pada teks piramid kerajaan tertua, di sana ia dihubungan dengan kekerasan seorang raja[4] pada saat itu.
2. Huitzilopochtli
Pada mitologi Aztek, Huitzilopochtli, juga disebut Uitzilopochtli, (IPA: [witsiloˈpotʃtɬi] ("Kolibri Selatan", "Dia dari Selatan", "Kolibri di kiri (selatan)", atau "Burung Kolibri Bertangan kiri" – huitzilin adalah huruf bahasa Nahuatl untuk Kolibri), adalah dewa perang dan dewa matahari dan pelindung kota Tenochtitlan. Ia juga merupakan dewa nasional Tenochtitlan.
3. Mot (Dewa Semit)
Mot 'Kematian', putra 'El, berdasarkan instruksi yang diberikan oleh dewa Hadad (Ba‘al) kepada pembawa pesannya, tinggal di kota bernama hmry ('Mirey'), satu lubang adalah tahtanya, dan Kekotoran adalah warisannya.
4. Odin & Osiris
Dalam Mitologi Nordik, Odin adalah pemimpin para Dewa. Namanya konon berasal dari kata “óðr” (baca: Odhr), yang berarti “perangsang”, “kemarahan”, dan “puisi”. Sebagai pemimpin para Dewa, ia memiliki banyak peran: Dewa kebijaksanaan, Dewa perang, Dewa pertempuran, dan Dewa kematian.
Osiris, penguasa kematian. Kulitnya yang hijau melambangkan kelahiran kembali. | ||||
Dewa Alam Baka | ||||
Nama dalam hiroglif | ||||
---|---|---|---|---|
Pusat pemujaan | Abydos | |||
Simbol | Kait dan Cambuk | |||
Orangtua | Geb dan Nut | |||
Saudara | Isis, Set, Nephthys, (dan Arueris sesuai Plutarch) | |||
Pasangan | Isis |
Osiris ialah dewa maut Mesir Kuno, dalam beberapa literatur mesir kuno, ia disebut juga dengan: Asar, Asari, Aser, Ausar, Ausir, Wesir, Usir, Usire or Ausare. Kerajaannya terdapat di barat, ia menghakimi jiwa manusia menurut pahala yang mereka kumpulkan[1] Secara tradisional ia ditampilkan berkulit hijau dengan mengenakan janggut firaun, sebagian tubuhnya dibalut seperti mumi, mengenakan mahkota yang unik dengan dua bulu burung unta di kedua sisinya, memegang atribut kait dan cambuk.
Osiris adalah putra sulung dewa bumi Geb,[2] dan dewi langit Nut, sekaligus saudara kembar dan suami Isis, sementara Horus dianggap putranya yang didapatkannya setelah ia meninggal.[2] Ia juga dikaitkan dengan epitet Khenti-Amentiu, yang berarti "Orang yang paling Barat" — merujuk kepada perannya sebagai penguasa tanah orang mati yang terletak di sebelah barat.[3] Sebagai penguasa kematian, Osiris kadang disebut "raja orang hidup", karena orang Mesir kuno percaya bahwa orang meninggal yang terberkati disebut "ia yang hidup".[4]
Osiris pertama kali disebut pada masa Dinasti kelima Mesir, meskipun sangat mungkin ia telah dipuja lebih awal;[5] julukan Khenti-Amentiu berasal sedikitnya dari masa dinasti pertama, juga sebagai gelar firaun. Kebanyakan data mengenai mitos Osiris berasal dari Naskah Piramida yang berasal dari kurun akhir dinasti ke-5. Kemudian pada masa kerajaan baru kisahnya disebutkan dalam dokumen Prasasti Shabka dan Persaingan Horus dan Seth, dan pada zaman yang sangat kemudian, kisahnya dikisahkan secara naratif oleh pujangga Yunani, termasuk Plutarch[6] dan Diodorus Siculus.[7]
Osiris bukan hanya hakim yang pengasih dan pengampun di alam baka, tetapi juga sebagai agen alam baka yang memberikan kehidupan di dunia nyata, termasuk tumbuhnya tunas tanaman dan banjir tahunan sungai Nil yang memberikan kesuburan dan kehidupan kepada Mesir. Ia digambarkan sebagai "Tuan yang penuh cinta",[8] " Ia yang senantiasa terlihat muda belia"[9] dan "Tuan yang diam".[10] Para firaun peguasa Mesir mengaitkan Osiris dengan kematian — karena Osiris berhasil bangkit dari kematian, maka mereka pun berharap yang sama, bersatu secara spiritual dengannya, mewarisi kehidupan abadi melalui proses peniruan magis. Pada masa Kerajaan Baru semua orang, bukan hanya firaun, percaya pada saat kematian mereka dapat mengasosiasikan diri dengan Osiris jika mereka mampu melakukan ritual asimilasi; proses pembalseman, mumifikasi, bekal kubur, pemakaman dan lain-lain yang banyak menghabiskan biaya.[11]
Melalui harapan akan terciptanya kehidupan baru setelah kematian, Osiris dikaitkan dengan siklus kehidupan di alam, terutama daur hidup panen tumbuhan dan banjir tahunan sungai Nil, serta dikaitkan dengan rasi Orion dan Sirius pada permulaan pergantian tahun.[9] Osiris secara meluas dipuja sebagai Dewa Kematian hingga berakhir pada masa penindasan atas Agama Mesir Kuno pada era kekuasaan Kristen Koptik di Mesir.[12][13]
5. Thanatos
Thanatos (Bahasa Yunani: Θάνατος) adalah dewa kematian dalam mitologi Yunani. Dia membawa kematian yang tenang dan damai, berkebalikan dengan salah satu saudaranya, Ker, pembawa kematian yang menyakitkan. Thanatos adalah anak dari Niks dan Erebos dan memiliki saudara kembar Hipnos. Saudaranya yang lain yaitu: Geras (dewa masa tua), Oizis (dewa penderitaan), Moros (dewa ajal), Apate (dewi penipuan), Momos (dewa ejekan), Eris (dewi perselisihan), Nemesis (dewi pembalasan) dan Kharon. Thanatos sering digambarkan sebagai pria tua bersayap.
6. Wepwawet
Dalam mitologi Mesir akhir, Wepwawet (hieroglif WP-W3WT; juga Upuaut, Wep-wawet, Wepawet, dan Ophois) adalah dewa perang, yang pusat pemujaannya ada di Asyuth di Mesir Hulu (Lycopolis saat periode Yunani-Romawi). Namanya berarti, pembuka jalan. Sebagian beranggapan bahwa Wepwawet tampak sebagai pengintai, yang keluar untuk membersihkan jalur tentaranya agar berjalan lancar.[1] Sebuah prasasti dari Sinai menjelaskan bahwa Wepwawet "membukan jalan" atas kemenangan raja Sekhemkhet.[2]
7. Yama (Hindu)
Dewanagari: | यम |
---|---|
Ejaan Sanskerta: | Yama |
Golongan: | Dewa |
Kediaman: | Naraka |
Senjata: | Danda |
Pasangan: | Yami atau Syamala |
Wahana: | kerbau |
Yama (Sanskerta: यम; Yama) adalah dewa akhirat dalam agama Hindu. Menurut kepercayaan umat Hindu, dialah dewa yang pertama kali dijumpai oleh roh orang mati saat berangkat menuju wilayah surgawi, sehingga dia juga bergelar dewa kematian. Tugasnya yang utama adalah mengadili roh orang mati, dengan didampingi oleh asistennya yang disebut Citragupta, pencatat karma manusia. Karena keadilannya, ia disebut pula Dharmaraja.
Yama memiliki wahana berupa seekor kerbau betina. Ia bersenjata gada atau danda dan membawa jerat. Dia memiliki dua anjing mengerikan bermata empat yang bertugas menjaga jalan yang dilewati roh orang mati menuju alam Yama.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Dewa_kematian
0 comments :
Silakan Bekomentar.!!!
Semakin banyak berkomentar, semakin banyak backlink, tapi jangan spam atau post komentar yang berhubungan pornografi!!!
:7: :8: :9: :10: :11: :12:
Post a Comment